Semakin jauh kita mendalami tentang dunia lari, tentu tidak asing dengan istilah half marathon dan full marathon. Pasti sempat terbenak di pikiran kita “siapa yaa orang tercepat untuk lari full marathon (42,2km) di dunia?”. Mari kita bahas lebih jauh.
Eliud Kipchoge, atlit lari jarak jauh berumur 38 tahun yang berasal dari Kenya ini merupakan pemegang rekor dunia untuk lari di nomor paling terkenal di dunia yaitu 42.195 km. Tidak hanya disebut-sebut sebagai pemegang rekor dunia untuk jarak full marathon (sebutan untuk lari dengan jarak 42.195 km) saja, Eliud Kipchoge kerap kali disebut sebagai pelari tercepat di muka bumi ini.
Yang menarik adalah, rekor yang dipecahkan oleh Eliud Kipchoge baru saja dipecahkan beberapa waktu lalu. Tepatnya pada 25 September 2022 lalu dengan catatan waktu 2 jam 1 menit 9 detik. Waktu yang sangat mengagumkan bukan? Kipchoge sendiri berhasil membuat rekor dunia tersebut pada salah satu running event world major series yaitu Berlin Marathon 2022 yang bertempat di Berlin, Jerman. Bagaimana sih rute yang dilalui para peserta Berlin Marathon hingga salah satu pesertanya dapat memecahkan rekor dunia?
Berlin Marathon merupakan salah satu bagian dari world major series (acara lomba lari terkenal di dunia) yang memang memiliki rute dengan elevasi yang paling datar dibanding dengan World Major Series lainnya. Sehingga ini adalah momen yang tepat untuk para atlit mencatatkan personal best ataupun memecahkan rekor nasional dan dunia.
Beberapa waktu belakangan ini, tepatnya pada akhir Desember lalu, tim WIA berkesempatan untuk mencoba sedikit rute Berlin Marathon yang menjadi saksi bisu sejarah tercatatnya rekor full marathon oleh Eliud Kipchoge. Walaupun rute Berlin Marathon yang dilalui oleh tim WIA hanya sepanjang kurang lebih 3km. tim WIA berlari tepat mengarah ke situs terkenal di dunia yaitu Bradenburg Gate yang memang juga menjadi 2 km terakhir Berlin Marathon untuk menuju finish line.
Walaupun memang ketika kami mencoba berlari disana, suhu setempat menunjukan angka 2 derajat celcius. Tentu sangat berbeda dengan disaat acara Berlin Marathon yang pada saat itu sedang berada pada suhu kisaran 17 derajat celcius (standar suhu lomba lari world major series 12 – 21 celcius). Namun memang, Berlin menjadi salah satu tempat lari yang sangat nyaman dikarenakan kota yang cenderung datar. Sehingga seluruh tenaga yang dimiliki oleh para pelari fokus dikeluarkan untuk kecepatan dan tidak ada yang terbuang untuk tanjakan-tanjakan pendek maupun panjang. Pada akhir Desember lalu, kami berlari dengan jarak 7km pada pukul 06.45 pagi (sunrise at 07.40). Pada jam tersebut, kami hanya bertemu kurang dari 4 pelari lain yang sedang berlari di rute yang kami lewati. Dan tentunya, semua pelari tersebut menggunakan atribut lengkap lari untuk musim dingin agar terhindar dari cidera-cidera yang tidak diinginkan.
Bagaimana nih menurut kalian, apakah rute Berlin Marathon ini menjadi salah satu bucket list kalian di tahun 2023 ini?