Categories
Food & Drinks Travel Tips/Ideas/Update

JUNI Bar And Lounge: Eksklusivitas dalam Satu Genggaman

Apakah kamu suka nongkrong di tempat makan ala bar yang mewah dan cozy? Kalau iya, JUNI Bar And Lounge Jakarta adalah destinasi yang harus masuk dalam radar kamu. Meskipun namanya mengusung bulan Juni, JUNI Bar And Lounge ternyata baru membuka pintunya pada bulan April 2022. Wow, betapa uniknya!

Terletak di pusat kota Jakarta, bangunan JUNI Bar And Lounge Jakarta dirancang dengan kemewahan yang tak tertandingi. Sentuhan warna putih dan coklat menciptakan atmosfer yang nyaman, sementara tanaman hias memberikan kesegaran yang menyegarkan. Ruangan yang luas membuat setiap sudut tempat ini tetap terasa nyaman, sehingga kamu bisa duduk di manapun dengan kenyamanan yang sama. Desain ruangannya sangat bervariasi, dengan kursi-kursi bergaya khas bar and lounge. Tempat ini juga menyajikan pengalaman semi indoor-outdoor, memberikan cahaya alami di siang-sore hari. Interior JUNI Bar And Lounge Jakarta menciptakan suasana berkelas dengan kombinasi minimalis dan kemewahan. Tidak hanya nyaman untuk nongkrong, tapi juga ideal untuk mengerjakan tugas atau merayakan acara spesial bersama orang tersayang.

Saat akhir pekan tiba, tempat ini biasanya dipenuhi pengunjung yang ingin menikmati momen santai. Oleh karena itu, disarankan untuk melakukan reservasi terlebih dahulu jika kamu berencana mengunjungi JUNI pada hari libur. Namun, jika suasana tidak terlalu ramai, kamu bebas memilih tempat untuk menikmati hidangan di sana. Setiap malam di JUNI Bar And Lounge Jakarta disertai dengan live music, menambah keceriaan setiap kunjungan. Jika kamu memilih suasana malam, spot outdoor bisa menjadi pilihan terbaik. Suasana malam yang syahdu, ditemani live music, akan membuat momen makan malam kamu semakin berkesan.

Source : Juni Bar & Lounge

Tak hanya menyajikan suasana yang luar biasa, JUNI Bar And Lounge Jakarta juga menawarkan menu makanan yang lezat dan pelayanan yang ramah. Menu utama di sini cenderung ke arah Barat, dengan variasi makanan ringan dan berat. Pilihan minumannya pun mencakup kategori alcohol dan non-alcohol, memberikan kebebasan bagi pengunjung untuk sesuaikan pesanan sesuai selera. Jika kamu bingung memilih menu, jangan ragu bertanya kepada pelayan yang ramah. Mereka akan dengan senang hati memandu kamu menuju menu best seller. Namun perlu diingat, cafe ini masuk ke jajaran middle to high sehingga untuk harga sendiri berada di kisaran harga Rp90.000 – Rp1.000.000 untuk menu makanannya. Dan juga terdapat beberapa menu lainnya seperti wine dengan harga lebih dari Rp1.000.000

Source : Juni Bar & Lounge

Penataan makanan dan minuman di JUNI Bar And Lounge Jakarta juga estetis, sempurna untuk diabadikan sebelum dinikmati. Ditambah dengan latar belakang yang mewah, akan membuat postinganmu terlihat keren di media sosial.

Meskipun menawarkan pengalaman mewah, harga di JUNI Bar And Lounge Jakarta tergolong sepadan dengan kualitas yang diberikan, membuat kunjungan kamu menjadi nilai investasi yang takkan mengecewakan. Saat event khusus seperti Hari Raya atau Tahun Baru, JUNI juga menawarkan paket makanan spesial atau diskon tertentu, menarik perhatian pengunjung. Tak lengkap rasanya jika tempat mewah seperti JUNI Bar And Lounge Jakarta tidak diimbangi dengan pelayanan yang berkualitas. Di sini, para pelayan dan bar tender berkomitmen untuk memberikan pelayanan ramah dan responsif. First impression kamu setelah kunjungan ke sini pasti akan memenuhi rating 10/10.

Source : Juni Bar & Lounge

Bagi kamu yang tertarik untuk mendatangi JUNI Bar & Lounge ini bisa langsung datang ke lokasi pada hari Senin hingga Minggu pada jam 11.00 hingga 01.00 yang beralamat di Jl. Cikini Raya No.16, Cikini, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10330

Categories
Food & Drinks Travel Tips/Ideas/Update

Barongko dan Gogos: Kelezatan Legendaris dari Tanah Bugis

Indonesia, dengan keberagaman suku dan budaya yang melintas dari Sabang hingga Papua, tak hanya mengundang decak kagum dengan pesona alamnya, tetapi juga memanjakan lidah dengan aneka ragam kuliner tradisional yang menggoda selera. Kota Makassar, salah satu destinasi kuliner terkemuka, memegang teguh reputasinya berkat rempah-rempah eksotis yang melibatkan para saudagar dalam penciptaan kelezatan. Meskipun dunia kuliner dihantui oleh berbagai makanan asing, keberadaan beberapa hidangan tradisional Nusantara tetap kuat dan eksis hingga kini. Salah satu yang patut disoroti adalah barongko, kue khas Tanah Bugis yang memikat selera dan meraih gelar ‘legendaris’.

Barongko, dengan bahan dasar gula, telur, pisang, dan santan, memikat dengan tekstur lembut yang membuatnya cocok dinikmati oleh segala usia. Sejarahnya membawa kita pada zaman di mana hidangan manis ini hanya disajikan untuk kaum bangsawan, terutama para raja Bugis. Nama ‘Barongko’ sendiri berasal dari bahasa Bugis, yang mengartikan “barangku mua udoku” atau “barangku sendiri yang ku bungkus.” Artinya, barongko menjadi simbol kejujuran, mengungkapkan bahwa isi dan tampilan luar hidangan sejalan. Namun, seiring berjalannya waktu, barongko telah menjadi sajian yang merakyat, melibatkan semua lapisan masyarakat dalam setiap kesempatan penting, seperti pernikahan dan akikah.

Proses pembuatan barongko tidaklah rumit. Pisang dihaluskan dan dicampur dengan santan, lalu ditambahkan telur, vanili, garam, dan susu kental manis. Adonan ini kemudian dikukus selama 25 menit, siap disajikan dalam bungkusan daun pisang. Kelezatan barongko tak hanya terasa saat masih hangat, tapi juga saat disimpan dalam lemari pendingin untuk dinikmati dalam keadaan dingin.

Selain barongko, masyarakat Bugis juga memanjakan lidahnya dengan gogos, camilan gurih yang tak kalah menggugah selera. Berbeda dengan barongko yang mengusung cita rasa manis, gogos menawarkan sensasi gurih dengan balutan daun pisang yang membuatnya mirip dengan lemper. Dibuat dari beras ketan yang dimasak dengan santan untuk meresap, gogos mempunyai bentuk lebih langsing dan panjang. Penggunaan ketan yang bervariasi, seperti ketan hitam, ketan putih, atau bahkan biji khas Sulawesi bernama banne, menjadikan gogos semakin istimewa.

Tidak hanya sekadar camilan, menyantap barongko dan gogos menjadi pengalaman sarapan alternatif yang praktis, nikmat, dan penuh kenangan. Sajian ini, ditemani secangkir kopi atau teh, tidak hanya mengisi perut tetapi juga merangkul kehangatan tradisi kuliner Tanah Bugis yang terus berkembang. Hidangan legendaris ini bukan sekadar rasa, tetapi juga jejak sejarah yang terus berlanjut dalam setiap gigitannya.

Categories
Food & Drinks Travel Tips/Ideas/Update

Melacak Jejak Rasa Makassar: Kuliner Lezat dengan Sejuta Makna

Kota Makassar, sebagai ibukota provinsi Sulawesi Selatan, bukan hanya terkenal dengan keindahan alamnya, tetapi juga dengan kekayaan kuliner yang memanjakan lidah setiap penikmatnya. Dalam keberagaman kuliner khas Makassar, terdapat satu hidangan yang tak hanya lezat tetapi juga sarat dengan sejarah dan budaya : Coto Makassar.

Dengan bahan dasar daging sapi dan jeroan, seperti hati, limpa, jantung, dan babat, Coto Makassar menjadi simbol kekayaan rasa dan keunikan cita rasa kuliner Sulawesi Selatan. Apa yang membuat Coto Makassar begitu istimewa, selain dari daging yang digunakan, adalah paduan rasanya bersama buras (ketupat khas Makassar) dan sambal taoco yang khas.

Makassar, seperti kota-kota lain di Indonesia, memiliki warisan kuliner yang kaya. Mulai dari ulu juku, apang, jompo-jompo, barongko, pallumara, hingga pisang epe dan pisang ijo. Namun, Coto Makassar memenangkan hati tidak hanya masyarakat lokal tetapi juga meraih penghargaan internasional. Festival Kuliner “Pesta Juadah 2011” yang diselenggarakan oleh Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM) Malaysia menjadikan Coto Makassar sebagai Juara Pertama, mengalahkan 34 peserta kuliner dari berbagai negara.

Sejarah panjang Coto Makassar membawanya kembali ke zaman Kerajaan Gowa-Tallo pada tahun 1538 Masehi. Hidangan ini bukan hanya makanan umum tetapi juga favorit keluarga kerajaan pada masa itu. Kehadiran Coto Makassar dipercaya memiliki jejak budaya dari pedagang Spanyol, Portugis, India, Cina, dan Kamboja yang menjadikan Makassar sebagai pusat perdagangan rempah-rempah sebelum menuju Eropa.

Pengaruh budaya Arab dan India terasa kuat pada rasa gurih berkuah Coto Makassar, yang merupakan hasil perpaduan santan dan susu. Sementara akulturasi dengan budaya Cina terlihat pada variasi kue dan es dalam kuliner Makassar. Rempah-rempah seperti pala, merica, kayu manis, jintan, dan lainnya, memberikan sentuhan khas dari budaya Timur Tengah.

Keunikan Coto Makassar tidak hanya berada pada bahan dan rempah-rempah yang digunakan, tetapi juga pada proses peramuannya. Tradisionalnya, Coto Makassar diramu dengan teliti di dalam kuali tanah liat yang disebut korong butta atau uring butta. Rempah patang pulo, yang terdiri dari 40 macam rempah khas Nusantara, menjadi ciri khas pembuatan hidangan ini.

Menikmati Coto Makassar bukanlah sekadar menyantap makanan. Ada aturan khusus yang diikuti oleh masyarakat setempat. Hidangan ini tidak cocok untuk sarapan, makan siang, atau makan malam. Coto Makassar dinikmati sebagai makanan perantara, biasanya dijamu antara pukul 09.00 pagi hingga 11.00 siang. Disajikan dalam mangkuk kecil dan sendok bebek, kenikmatan Coto Makassar semakin lengkap bila disandingkan dengan ketupat, buras, atau burasa, dan sambal taoco.

Coto Makassar, sebuah perjalanan kuliner melalui waktu dan budaya, menawarkan lebih dari sekadar rasa lezat. Ia membawa cerita panjang tentang keberagaman, kekayaan, dan keindahan Makassar yang melebur dalam sebuah mangkuk. Sebuah kuliner yang tak hanya memanjakan lidah tetapi juga menyuguhkan warisan budaya yang patut dijaga dan diselamatkan.