Categories
Food & Drinks Travel Tips/Ideas/Update

Resto Mewah India di Bern, Namaste India City

Salah satu hal yang paling dihindari ketika sedang berpergian ke luar negeri terlebih ke negara-neegara dengan biaya hidup yang tinggi adalah harga dari suatu makanan. Terlebih untuk para budget traveller. Namun, terkadang tanpa disengaja, kita sudah terlanjur masuk kedalam salah satu restoran yang memang secara penampilan depan biasa saja namun ketika kita masuk suasananya sangatlah fancy. Mempertimbangkan untuk keluar lagi tapi sudah terlanjur lapar dengan menu-menu yang terlihat oleh mata, hingga memutuskan untuk tetap melanjutkan makan disana.

Begitulah sedikit gambaran yang terjadi oleh tim WIA kemarin ketika mengunjungi salah satu indian resto yang berada di Bern. Ketika kami masuk kedalam, seisi ruangan di design sangat mewah dengan piring-piring yang tersusun secara rapih seperti layaknya untuk fine dining. Tentunya yang terfikir pertama kali adalah soal harga. Namun, kami beranikan diri untuk tetap memesan dengan harapan harganya tidak terlalu mahal. Kami memesan beberapa menu yang memang rekomen disana dan juga memesan minuman specialnya disana yaitu terbuat dari olahan buah mangga. Sejujurnya untuk nama-nama menu yang kami pesan tidak ingat karena memang menggunakan full bahasa India.

Ketika hidangan pertama di letakkan di atas meja, first impression kami terhadap makanan ini adalah sangat mahal, porsi sedikit, tapi sangatlah enak. Ditambah lagi dengan bau rempah-rempah yang sangat kental dari makanan India. Dan ternyata benar saja, semua makanan yang kami pesan memiliki rasa yang sangat-sangat enak. Secara rasa untuk orang Indonesia ini sangatlah masuk dan tidak menjadi masalah. Dan tentu kami habiskan semua makanan ini tanpa sisa sedikitpun saking lezatnya.

Dan momen yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba, yaitu saatnya pembayaran. Namun kami cukup terkejut. Harga untuk total semua menu yang kami pesan terbilang cukup murah dibanding beberapa resto lainnya di Bern. Sebagai gambaran, untuk satu porsi hidangan di Bern itu biasanya dikenakan harga Rp400.000 hingga Rp500.000. Namun di resto ini dengan semua kenyamanan yang telah diberikan, harga satu porsinya di angka Rp300.000 hingga Rp400.000.

Bagi kamu yang tertarik untuk mencoba Namaste India City ini bisa langsung datang ke lokasi pada hari Senin hingga Minggu pada jam 11.00 hingga 14.00 waktu setempat yang beralamat di Neuengass-Passage 3, 3011 Bern, Switzerland.

Categories
Food & Drinks Travel Tips/Ideas/Update

Makan Kacang di Eropa, Chestnut

Kacang memang menjadi salah satu makanan yang cocok untuk dijadikan cemilan sambil mengobrol bersama kerabat ataupun keluarga. Terlebih untuk warga Indonesia yang memang dikelilingi oleh kekayaan alamnya sehingga menghasilkan banyak sekali jenis-jenis kacang yang memang sangat enak untuk dikonsumsi.

Namun, bagaimana dengan membeli kacang ketika kita sudah jauh-jauh pergi ke negeri sebrang yaitu wilayah Eropa? Tentu mendengar membeli kacang tradisional dirasa cukup aneh. Namun, jika kamu sudah tau tentang kacang yang satu ini, dijamin akan mencobanya juga ketika pergi ke wilayah yang memiliki musim dingin.

Chestnut, salah satu street food yang seringkali dijumpai di jalanan negara-negara di Eropa, Amerika, dan tak sedikit juga ada di Asia. Chestnut merupakan kacang dengan cangkang yang sangat keras dan biasanya disajikan dengan cara di panggang. Chestnut biasa di jual di pinggir jalan ketika suhu sedang cukup dingin karena memang kacang ini disajikan dengan kondisi panas. Tentu hal ini akan menarik para pelanggannya untuk membeli chestnut ini dengan tujuan menghangatkan perut dan tentu menghilangkan rasa lapar.

Chestnut memang bukan makanan mewah dan juga langka, namun tetap saja melihat chestnut di pinggir jalan ketika suhu sedang dingin-dinginnya merupakan suatu godaan yang besar. Untuk harganya sendiri berbeda-beda di setiap negaranya. Untuk di Swis sendiri harga untuk satu porsi chestnut ini kisaran Rp60.000 hingga Rp80.000. Dengan harga segitu kita diberikan chestnut ini dengan bungkus kertas corong yang diisi dengan chestnut hingga penuh.

Menurut pengalaman kami, tim WIA yang berkesempatan mencoba chestnut ini, memakannya tidak memerlukan usaha untuk membuka cangkangnya karena memang sudah terbuka ketika kita membelinya (efek dari panasnya panggangan). Ketika menkonsumsi pertama kali di udara yang dingin, rasa kacang dan juga kehangatan kacang tersebut membuat tubuh menjadi hangat. Terlebih tekstur kacang chestnut ini sangat nyaman untuk dikunyah dengan mulut kita sehingga sangat nikmat.

Bagi kamu yang ingin mencoba chestnut ini bisa coba untuk mengunjungi negara dengan musim dingin dibawah 20 derajat celcius dan bisa mencarinya jalanan di pusat kota. Penjual chestnut biasa menggunakan grobak saja bukan menggunakan pertokoan.

Categories
Active Lifestyle Tips/Ideas/Update Nature Run Travel Tips/Ideas/Update Urban/Landmark

Berlari di Suhu 0° Celcius?

Berlari sudah menjadi olahraga sejuta umat di seluruh dunia. Sejak adanya Pandemi Covid-19 masyarakat dunia termasuk Indonesia mulai memahami pentingnya kesehatan diri. Salah satu kesehatan tersebut tentu akan didapat salah satunya dengan berolahraga secara rutin. Salah satunya berlari ini. Sehingga tidak heran jika tren berlari cukup meningkat di Indonesia yang salah satunya dapat dilihat dari tingkat pembelian sepatu-sepatu lari yang cukup meningkat.

Namun, apakah pernah terbayang oleh kamu untuk berlari dengan suhu yang tidak sewajarnya di Indonesia yang memang biasa berada pada kisaran suhu 18 hingga 35 derajat celcius?

Beberapa waktu lalu, tim WIA berkesempatan untuk berlari di musim dingin dengan suhu 0 derajat celcius. Bagi sebagian orang yang memang tinggal di daerah yang mendapat musim dingin mungkin sudah tidak menjadi hal yang mengejutkan. Namun bagi kami yang memang selalu beraktivitas di musim panas, ini tentu menjadi suatu pengalaman yang baru.

Tepatnya kami berlari di Interlaken, kota yang dikelilingi oleh bentangan pegunungan salju Alpen. Secara rasa dari penggunaan tenaga pada otot kaki mungkin cenderung sama. Begitupun dengan ayunan tangan. Namun jika bicara soal nafas tentu akan sangat berbeda. Lari di musim dingin akan membuat nafas kita menjadi lebih berat, hal ini yang benar-benar kami rasakan beberapa waktu lalu. Sehingga membuat kami cepat lelah dan juga kondisi heart rate diatas angka wajarnya dengan sesi latihan yang sama di Indonesia.

Tidak hanya harus menghadapi nafas yang lebih berat, udara dingin membuat tubuh dan juga area telinga dan hidung cukup membeku. Hal ini sangat mempengaruhi performa lari kita yaitu berkaitan dengan kenyamanan. Memang Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan perlengkapan lari khusus untuk musim dingin yang memang tidak kami miliki ketika berlari di musim dingin beberapa waktu lalu.

Bagi kamu yang ingin mencoba untuk berlari di musim dingin hingga mencapai suhu 0 derajat celcius, sangat kami rekomendasikan untuk menggunakan perlengkapan lari untuk musim dingin agar tidak terjadi cidera yang tidak diinginkan. Jadi, tertarik gak nih untuk mencoba berlari di musim dingin?

Categories
Food & Drinks Travel Tips/Ideas/Update

Kedai Otentik Italia Halal, Quanto Basta

Italia merupakan salah satu negara di Benua Eropa yang menjadi salah satu destinasi wisata favorit untuk para turis di seluruh dunia. Berbagai macam jenis wisata tersedia di Italia. Dari mulai keindahan kotanya, arsitektur bangunan-bangunan tua yang sangat terkenal, dan yang pasti adalah menjadi tempat untuk wisata kuliner yaitu tak lain tak bukan pizza. Makanan yang sudah mendunia yang berasal dari Italia.

Pizza sendiri merupakan makanan asli Italia yang sudah dikenal oleh seluruh penjuru dunia. Salah satu alasan dikenalnya makanan ini adalah karena faktor rasa yang disajikan cocok dengan lidah hampir seluruh manusia di bumi ini. Selain itu, pizza menjadi salah satu makanan yang sangat praktis namun sangat cukup untuk mengisi perut penikmatnya yang sedang kosong.

Beberapa waktu lalu, tim WIA berkesempatan mengunjungi salah satu kota di Italia yaitu Venice. Disana, tentu selain berwisata kami menyempatkan diri untuk mencoba makanan khas setempat yaitu pizza. Kami mengunjungi salah satu resto otentik Italia ‘Halal’ yang memang sudah banyak di rekomendasikan di beberapa sosial media dan sumber internet lainnya. Quanto Basta.

Quanto Basta merupakan kedai kecil yang memang sudah cukup dikenal oleh para turis sebagai kedai halal Italia. Ketika kami masuk kedalamnya, langsung disambut oleh pelayan sekaligus chef disana yang sangat ramah. Kami langsung memesan 5 helai pizza dengan rasa cheese dan original. Dari visualnya sudah sangat terlihat bedanya, pizza asli Italia sangatlah tipis dibanding pizza pada umumnya yang memang berasal dari Amerika. Tekstur dan rasa cenderung memiliki tingkat kegurihan yang tinggi. Sehingga, untuk menyantap beberapa helai tidak akan membuat lidah kita merasakan mual ataupun bosan. Setiap gigitannya membuat kami ingin melahap tanpa henti.

Selain kedai yang memang menyediakan pizza yang lezat, letak Quanto Basta memiliki posisi yang sangat strategis yaitu ditengah pusat perbelanjaan. Sehingga bagi turis yang ingin belanja setelah menyantap beberapa potongan pizza otentik Italia, turis dapat langsung mengunjungi toko sekitar kedai.

Bagi kamu yang tertarik untuk mencoba kedai Quanto Basta ini bisa langsung datang ke lokasi setiap harinya pada jam 08.00 hingga 24.00 waktu setempat yang beralamat di Cannaregio, 148, 30121 Venezia VE, Italy.