Categories
Food & Drinks Travel Tips/Ideas/Update

Menjelajahi Nostalgia Kolonial di Hati Kota Tua: Keindahan Cafe Batavia

Di tengah keramaian Kota Tua Jakarta, di mana riuh rendahnya kunjungan keluarga dan sorotan kamera mengabadikan pesona museum Fatahillah, terdapat satu destinasi yang tidak pernah kehilangan pesonanya seiring berlalunya waktu: Cafe Batavia. Sejak berdiri pada tahun 1993, kafe ini memancarkan pesona bangunan Hindia Belanda yang megah, menawarkan pengalaman kuliner yang otentik dan kaya rasa.

Cafe Batavia Instruction – Photo by Cafe Batavia

Mengintip ke belakang, pada tahun 1805, bangunan yang kini dikenal sebagai Cafe Batavia berfungsi sebagai penginapan para pejabat tinggi VOC. Namun, dengan perjalanan waktu yang meliuk-liuk, takdir bangunan ini berubah ketika Paul Hassan, seorang keturunan Prancis yang tinggal di Serengseng Sawah, membeli dan mengubahnya menjadi restoran. Dan sejak saat itu, Cafe Batavia menjadi salah satu tempat ikonik yang tak lekang oleh waktu di Kota Tua.

Cafe Batavia bukan sekadar restoran, tetapi suatu cerminan sejarah yang hidup. Meskipun sudah melangkah jauh dari tahun-tahun VOC, kafe ini berhasil mempertahankan nuansa kolonial yang kental. Begitu melangkah masuk, pengunjung akan disambut oleh atmosfer yang membawa kita kembali ke masa lampau. Semua elemen, dari furnitur antik hingga lukisan dinding bergaya klasik, membentuk sebuah keseimbangan yang sempurna antara kemewahan dan nostalgia.

Person Chef Cafe Batavia – Photo by Cafe Batavia

Namun, bukan hanya atmosfer kolonial yang membuat Cafe Batavia begitu istimewa. Pelayanan luar biasa dengan sentuhan bintang lima menjadi bagian tak terpisahkan dari pengalaman bersantap di sini. Setiap tamu diperlakukan layaknya bangsawan, menciptakan suasana yang hangat dan bersahaja.

Putri Mandi – Photo by Cafe Batavia

Namun, tak lengkap rasanya bila tidak membicarakan rahasia kelezatan yang ditawarkan oleh menu Cafe Batavia. Salah satu hidangan favorit yang tak boleh dilewatkan adalah Rujak Kepiting. Potongan daging kepiting cangkang biru yang lembut dipadukan dengan irisan segar buah mangga dan saus rujak yang nikmat, menciptakan harmoni cita rasa yang tak terlupakan di lidah setiap penikmat kuliner.

Rujak Kepiting – Photo by Cafe Batavia

Selain Rujak Kepiting, menu-menu lainnya pun tak kalah menggoda selera. Dari hidangan khas Nusantara hingga menu internasional, setiap sajian di Cafe Batavia adalah karya seni kuliner yang penuh perhatian. Hidangan-hidangan tersebut disiapkan dengan menggunakan bahan-bahan pilihan, menciptakan cita rasa yang autentik dan memanjakan indera.

Untuk harga sendiri, dengan melihat dengan posisi yang berada di kota dengan jutaan sejarah ditambah dengan menunya yang tergolong premium, Cafe Batavia memberikan harga yang cukup terjangkau. Atau dapat dikatakan ‘pas’. Seperti contohnya ketika tim WIA datang ke Cafe Batavia pada November 2023, harga untuk seporsi Putri Mandi di angka Rp73.000

Jadi, jika kamu merindukan perpaduan antara sejarah yang hidup dan kelezatan kuliner, Cafe Batavia adalah jawabannya. Sebuah perjalanan kuliner di tengah gemerlap Kota Tua Jakarta yang akan mengantar kamu ke era kolonial, memberikan pengalaman tak terlupakan yang terukir dalam setiap gigitan dan momen di kafe ini. Temukan kembali keindahan masa lalu dan biarkan Cafe Batavia memenangkan hati kamu dengan pesonanya yang tak tergoyahkan.

Bagi kamu yang tertarik untuk mencoba kuliner dengan ribuan sejarah ini bisa langsung datang ke lokasi Cafe Batavia pada hari Senin hingga Minggu pada jam 09.00 hingga 12.00 yang beralamat di Jl. Pintu Besar Utara No.14, RT.7/RW.6, Pinangsia, Kec. Taman Sari, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11110